Skip to main content

Jejak sang mozaik: Thariq bin Ziyad

 

THARIQ BIN ZIYAD



Umat Islam pernah mencatatkan tinta emas selama berabad-abad di Benua Eropa. Tidak hanya sekedar kuantitas penganutnya tapi juga peradaban Islam pernah menorehkan kejayaan di benua biru tersebut. Jejak kegemilangan dan warisan berharga Umat Islam masih bisa ditelusuri hingga sekarang, meskipun tidak sedikit yang telah beralihfungsi. Seperti Masjid Cordoba (Spanyol) peninggalan Dinasti Umayyah yang kini dijadikan Gereja Katedral Katolik (Catedral de Cordoba). Hal itu tidak terlepas akibat pembantaian Umat Islam yang menyebabkan hampir lenyapnya Muslim di Eropa.

Islam masuk ke Eropa pada tahun pada tahun 93 hijriah/711 masehi melalui jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia, Spanyol saat ini. Pada masa pemerintahan Bani Umayyah (661-750 M) itulah, kekuasaan khilafah Islamiyyah (lembaga pemerintahan dalam Islam) meluas ke daratan Eropa dengan ditandai pembukaan (penaklukan) Kota Cordoba, Granada, dan mengalahkan kaum kaum Visigoth dengan Toledo sebagai ibu kotanya. Puncaknya, pada masa pemerintahan Abd al Rahman III (912-961 M), Umat Islam berhasil menjadikan kota Cordova sebagai pusat peradaban Islam di dunia.

Sayangnya, keyajaan ini tidak berlangsung lama, kekhilafaan Islam di Eropa, khususnya di Spanyol berangsur-angsur memudar. Awal dari kehancuran dimulai dengan naiknya Hisyam al-Mu'ayyad Billah sebagai khalifah Kordoba tahun 976 masehi ketika masih berusia 11 tahun. Sehingga secara aktul kekuasaan dikendalikan oleh para pejabat, perpecahan pun tidak terelakkan.


Di sisi lain, kerajaan Castila serta Aragon bersatu di bawah kendali Isabel dan Ferdinand. Akibatnya, Umat Islam pun terusir dari Spanyol pada 1492 masehi, dengan Granada sebagai benteng terakhirnya. Namun sebelum peradaban Islam di Eropa benar-benar padam, umat Islam terlebih dulu mengalami pembantain secara keji oleh tentara-tentara Kristen saat itu.

Penaklukan Granada oleh Castilla sebenarnya sudah dimulai sejak abad ke-13, dilatarbelakangi oleh kepentingan politik dan agama serta kebencian terhadap Umat Islam. Ambisi merebut Granada dari Umat Islam dikenal dengan semangat reconquista atau penaklukkan ulang.

Akhirnya Granada dapat ditaklukkan dan Sultan Muhammad As-Shaghir (Baobdil) menyerahkan kunci Istana Al-Hambra kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada 2 January 1492 masehi. Peristiwa itu menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol, dan Baobdil menjadi Sultan Moor (Muslim Spanyol) terakhir di Granada.


Berakhirnya kekuasaan Islam di Eropa, menjadi awal kisah kelam Umat Islam di sana. Awalnya, Raja Ferdinand menjanjikan kebebasan beragama, kaum Muslim dipersilakan mempertahankan agamanya. Sayangnya, janji tersebut hanya tipu muslihat agar Granada bisa jatuh dengan mudah ke tangan mereka.

Justru di tahun yang sama Ferdinand dan Isabella mengeluarkan Dekret Alhambra yang memerintahkan seluruh Yahudi untuk meninggalkan Spanyol. Kemudian, pasukan Kristen memasuki istana Alhambra, dan memasang bendera dan simbol kerajaan Kristen Eropa di dinding istana serta mengibarkan bendera salib.

Selanjutnya pada tahun 1502 umat Islam diberi dua opsi. Pertama, dengan suka rela memeluk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Dengan pilihan sulit tersebut banyak kaum Muslim meninggalkan Spanyol. Karena menetap di Spanyol dengan tetap memeluk agama Islam merupakan hal yang mustahil.

Namun, sebagian Muslim memilih pindah agama secara lahiriyah saja. Artinya tetap beragama Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai kaum Moriscos.

Penderitaan Umat Islam pun kembali hadir kaum Moriscos dianggap sebagai sebuah ancaman, yang berujung pada peraturan yang melarang segala hal yang bernuansa Islam, pada tahun 1508-1567 masehi. Bahkan, penggunaan bahasa Arab juga dilarang, anak-anak Umat Islam dipaksa untuk menerima pendidikan dari para pendeta Kristen.

Kemudian pada tahun 1609-1614 Raja Philip III mengusir lebih dari 300.000 Umat Islam. Tetapi Philip III tidak mengizinkan anak-anak berusia di bawah 7 tahun untuk ikut. Ia tidak ingin anak-anak tumbuh menjadi seorang Muslim di kemudian hari.


SIAPAKAH THARIQ BIN zIYAD


Thariq bin Ziyad (bahasa Arabطارق بن زياد‎), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto[3] (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad berangkat menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711, pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar berasal dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang artinya Gunung Thariq).

Pasukan Tariq menyerbu wilayah Andalusia dan di musim panas tahun 711 berhasil meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 dalam pertempuran Guadalete. Setelah itu, Thariq menjadi gubernur wilayah Andalusia sebelum akhirnya dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.


Asal Usul Thariq bin Ziyad[sunting | sunting sumber]

Asal usul Thariq tidak diketahui secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Abu Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, ada yang menyebutnya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Ada juga yang menyebutkan Thariq berasal dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang menganggap dia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq berasal dari keluarga muslim dan sejak kecil telah dididik secara Islam oleh ayahnya pada masa kekuasaan Uqbah bin Nafi' di Ifriqiya.

Menurut pendapat lain, Thariq bin Ziyad adalah bekas budak Musa bin Nusair. Musa membebaskannya setelah melihat potensi Thariq, kemudian menempatkannya di pasukannya. Bisa jadi Thariq bin Ziyad sudah berada di pasukan Musa bin Nusair saat Musa baru tiba di Qayrawan. Namun, saat itu Thariq belum dikenal dengan luas.[2]

Beberapa sejarawan mencatat bahwa Thariq memiliki beberapa versi nama:

  1. Al-Idrisi, geografer Muslim dari abad ke-12, menyebut nama Thariq dengan Thariq bin Abdullah bin Wanamu al-Zanati
  2. Ibnu Idhari menyebut nama lengkap Thariq adalah Thāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Walghū bin Warfajūm bin Nabarghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw
  3. Ibnu Idhari juga menyebut nama lengkapnya dengan Tāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Rafhū bin Warfajūm bin Yanzghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw[4]

Ciri-Ciri Thariq[sunting | sunting sumber]

Thariq adalah lelaki dengan kening yang menonjol dan memiliki tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya.[5]

Legenda Kedatangan Thariq[sunting | sunting sumber]

Setidaknya ada dua legenda tentang kedatangan Thariq bin ZIyad ke Al-Andalus. Legenda itu sebagai berikut:

Legenda Wanita Tua[sunting | sunting sumber]

Saat Thariq baru membebaskan Kota Algeciras, ada seorang wanita tua yang meminta untuk bertemu Thariq. Setelah diizinkan oleh Thariq, wanita tua ini menuturknan kisahnya bahwa ia dulu memiliki seorang suami. Suaminya selalu mengatakan bahwa suatu hari nanti, negeri ini akan ditaklukkan oleh seorang jenderal asing. Jenderal ini memiliki kening yang menonjol dan tahi lalat hitam yang ditumbuhi rambut pada pundak kirinya. Mendengar itu, Thariq segera membuka pundak bagian kirinya yang ternyata memang memiliki tanda yang sama seperti yang dituturkan wanita tersebut. Pasukan Thariq pun kagum[6].

Legenda Istana 27 Gembok[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang sangat indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu tidak boleh dimasuki satu orang pun. Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga ada 27 gembok. Saat Roderick naik tahta, ia sangat penasaran dengan isi istana itu. Pada suatu hari, ia membongkar semua gembok yang ada dan memasuki istana itu. Ternyata, di dalam istana itu terdapat sebuah ruangan lagi yang dikunci. Setelah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.

Ternyata di dalam ruangan itu ada sebuah perkamen yang berisi lukisan orang-orang yang sedang menunggang kuda. Mereka memakai baju yang kasar, penuh debu, memakai serban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat sebuah tulisan,

"Kapan pun ruang perlindungan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menduduki seluruh negeri"

Roderick ketakutan setelah membaca itu dan meyakini bahwa bencana akan menimpa dirinya.[7]

Comments

Popular posts from this blog

China fulk steam Chinaa head in Gulf

  China full steam Chinaa head in the Gulf In reality, China is now different from China in the past and they are aware of that. Besides they have economic strength, they also have finances. We know that only Chinese politics are willing to work hard and never give up, this is proven by them importing waste for their capital, until the end now reject it. The more fans the more interesting the world market " An example is the manufacture of vaccines whose market share is the entire world population.Many stories tell of how tough, cranky and tenacious the Chinese were written in history, one of which was during the Joseon dynasty {July 1392-ctober 1897}. For the Chinese nation to take advantage of the situation for profit is a must. In every change of power, it is narrated in every change of leadership of the King of China. is a group whose presence and voice are taken into account, either as a supporter or a rescue group. Of course the dignitaries already understood the characters

GCC even

  GCC at 40: Prospects and Challenges on the Recovery Path. What is the GCC or the cooperation of the gulf Arab countries or the cooperation council of Arab countries is a cooperation unit in the field of regional security and economic terms consisting of: Bahrain, Quwait, Oman, Qatar and Saudi Arabia,was founded on May 25, 1981. Forty-one years of GCC does not feel like a human being at the age of forty, many predictions are made at that age: 1.At that age people will reach a mature condition or a stable condition. 2. Because in this condition psychologically, some people feel that what they get at that time is the way of life they choose. 3. At the age of forty judgment and reality are generally balanced. (Developmental psychology :: Norman, Elizabeth Hurlock). As picture. Wherever we are and whatever our position we cannot give up our identity, our social soul and our status. Tinggal kita sebagai negara2 anggota berintrospeksi sudah berada dimana?Apakah kita masih tarap konsolidasi?

IBNU RUSYD activiy

Welcome to the Ibn Rushd center. Welcome to Ibn Rushd Ibnu-RusydFund.blogspot.co m. This blog contains activities in Ibn Rushd. Namely: Tutoring: bhs.inggris Sd-SMP Bhs.Arab SD-Smp Mathematics Sd-Smp Tahfidh Al ur'an. General Athfal For more details contact: Wa: (+62)81316309704 or Fb:Ibnu Rusyd center group.  Ibnu-Rusydfund.blogspot.com JL.Cimelati.Kp.Lembur Kolot:rt/Rw:02/05.(Blk. Jami Zdaarul 'Uluum.Cicurug-Sukabumi Mosque . 43359. West Java-Indonesia. English course